Isi tulisan ini gak akan sebombastis judulnya diatas. Jadi jangan berharap atau ber-ekspektasi yang muluk-muluk ya.
Dokter by inspiratifnews.com |
Berlanjut
tentang cerita kehidupan aku (yang gak penting-penting amat buat kamu baca.
Hehe), dalam meniti masa depan sebagai seorang dokter harapan mertua
bangsa dan negara, kali ini, setelah lulus dokter (LULUS DOKTER sekarang harus
ujian kompetensi yang harus dilewatin lagi selain UAN jaman sekolah. btw, internsip itu dokter ya, DOKTER. bukan mahasiswa lagi!) harus
menjalani program mulia yang berlandaskan keikhlasan dan kesabaran demi
kesehatan masyarakat Indonesia bernama INTERNSIP.
INTERNSIP
(INdonesia DokTERNya SIap Pakai. Maksa... Haha) ini harus aku jalanin selama 1
tahun. Yang kebetulan wahananya saat periode pendaftaran aku, gak ada di
kampung halaman. Iya, yang artinya aku mesti merantau lagi (lagi, lagi, dan
lagi) yang kali ini tujuannya ke daerah di ujung barat provinsi Kalimantan
Timur, KUTAI BARAT.
Kalau
kamu belum tau dimana letaknya Kutai Barat, aku bakal bantu lewat peta di bawah
ini.
Kutai Barat from ceriwis.net |
See?
Itu dia Kutai Barat. Salah satu Kabupaten di tengah provinsi terkaya Indonesia,
Kalimantan Timur, yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Dan tentunya,
sangat khas sebagai daerah-daerah (ter)pinggir(k)an dan perbatasan, akses
transportasi untuk kesini lumayan menantang dan paling penting, keperluan hidup
disini akan 3x lipat dibanding daerah perkotaan. Bagi,
rekan sejawat yang mungkin mau pertimbangan wahana internsip, mungkin tulisan
aku ini bisa jadi bahan renungan. Wekawekaweka.
Paling
utamanya tadi adalah masalah kebutuhan hidup. Kenapa? Karena ini adalah
KEBUTUHAN. Makna kebutuhan secara ekonomi sebagai penunjang hidup, tentu jadi
yang paling utama harus dipenuhi demi keberlangsungan hidup seorang manusia. Jangan
harap kalau disini (Kutai Barat) sama dengan di pulau jawa. Gak bakal nemu warung yang jual
nasi pecel harga 5000. Gak bakal nemu duit kembalian recehan 1000 (yah minimal
dikasih xonce sih) *Ketawa guling-guling di lantai*
BHD
(bantuan Hidup Dasar) yang bisa dipake sebagai pengganti kata gaji, yang digelontorin tiap bulannya --ya kalau rutin sih.
Kadang dua bulan sekali-- (2,5 juta dipotong buat pajak yang sebenarnya bisa
buat biaya makan 2 hari jadi 2.435.000. Yang setau aku pajak PPh minimal di
penghasilan ≥ 3.000.000. Hiksss) gak bakal bisa memenuhin hidup kamu kalau gak
pinter ngaturnya.. Makanya, mesti mutar otak buat siasatin itu semua. Disaat
seperti inilah INTERNET (Indomie TeloR
korNET) jadi andalan. haha
Disini
kamu jadi orang yang sedikit munafik. Gimana sih orang munafik? Orang yang sendirinya gak
menepati kata-katanya. Ketika kamu edukasi dengan semangatnya kepada pasien
untuk makan teratur 3 kali sehari agar dapat memenuhi asupan gizi harian dengan
baik dan tidak terkena dispepsia serta mengurangi makan gorengan supaya gak
kena faringitis dan hiperkolesterol, tapi sendirinya, ya gitu.
(kamu
gak bakal tahu rasanya sesuatu, kalau belum ngerasain sendiri). Disini memang
kita dilatih bagaimana jadi seseorang yang hidup pas-pasan. Merasakan
sebenar-benarnya, agar membuat kita lebih perhatian dan peka dengan kondisi
kebanyakan masyarakat Indonesia sekarang ini. ini manfaat program internsip,
mmbuat jiwa sosial kita lebih peka. Gimana rasanya orang tidak punya uang
datang berobat. Jadi sebagai dokter, empati dan simpati kita sudah terpupuk. (cocok nih, buat pejabat-pejabat yang gak peduli sama rakyat, biar di-internsipkan dulu. haha)
Internsip Jomblo by @CORINAGLOVANI |
Disini
juga kamu jadi ahli sebagai pengelola keuangan. Tentu dengan predikat dr. di
depan nama, sangat malu rasanya untuk mengadahkan tangan lagi ke orang tua
(yang belum tentu juga berpenghasilan cukup). Walaupun mereka masih mau untuk
memberi, tapi kami tentu malu. Sudah merepotkan mereka dengan pendidikan yang
lama dan biaya yang besar. Ditambah keinginanmu yang sebenarnya ingin sudah
membahagiakan mereka di umur yang sudah seperempat abad yang hampir 1 setengah
taunnya dihabiskan untuk menunggu. (bukan nunggu jodoh, tapi program iship)
Dokter
kok ngitung-ngitung duit gini. Doketr matre ya? gak kok, ini Cuma realistis
aja. Dengan tuntutan kerja yang segiti sulitnya dan berbanding dengan upah UMR
yang ± 2.100.000, sangat bersyukur gak sama nilainya dengan buruh. Masih dapat
diatasnya, 2.435.000 ditambah dengan tebaran bonus pahala. Kan untungnya nanti
di akhirat. Ini juga ikhtiar kita membantu sesama. Tuhan juga minta umatnya
berikhtiar untuk dapat kesehatan.
Tapi
diantara itu semua, ada satu kebahagian yang didapatkan dari program ini.
Sebuah Keluarga yang baru. Ya bertemu dengan teman sejawat yang baru dari
berbagai daerah di seluruh penjuru Indonesia, dengan tujuan yang sama, untuk
menyehatkan bangsa Indonesia. Mengenal orang-orang baru yang akan bekerja bersama-sama dalam setahun kedepan.
Saling berbagi, saling bantu, saling tolong. Menjadi sahabat-sahabat baru.
Teman seperjuangan hidup yang akan tetap terjalin sampai tua nanti.walaupun
harus tetap berpisah, namun tetap dalam jiwa. (Isyana-banget bang)
MDG`s 2015 by klikdokter.com |
Yang
paling penting adalah senyum bahagia dari pasien yang sudah dilayani sepenuh
hati, dengan kekurangan-kekurangan yang kami punya. Tentunya secara psikologi,
akan tercapai kebahagiann ketika orang tersenyum dan berterima kasih dengan
ikhlas setelah dibantu. Agar tercapai sasaran MDGs “INDONESIA SEHAT 2015” (sisa
3 bulan lagi. Semoga gak terulang kaya Indonesia Sehat 2010)