Belajar “Besar” dari “Kecil”

Perjalanan kali ini memang menjadi perjalanan yang singkat, namun membuat saya lebih sadar, betapa kata syukur itu mudahnya untuk dilupakan, padahal dengan apa yang diterima setiap harinya, kata ini harusnya melekat kuat dan bahkan harus terukir di pikiran kita.

“kita tidak akan tahu rasanya,sesuatu, jika kita tidak mencobanaya”. Jika kita tidak luka, kita tidak akan pernah tau bagaimana rasanya perih. Kita tak akan pernah tau rasanya sakit, jika kita tidak pernah merasakannya.

Masih di kabupaten Kutai Barat, dengan tugas sebagai internsip, kali ini saya mendapat kesempatan untuk pergi ke salah satu kampung terdalam di kecamatan Siluq Ngurai, kampung Muara Panoq. Sekilas melihat dari angkasa, dari google maps pun, daerah ini hanya akan terlihat sebagai kawasan hijau, hutan belantara. Tanpa tahu ada 200 jiwa manusia yang bermukim dengan bahagia di dalamnya.

Jalan Menuju Muara Ponaq

Rumah-rumah yang dibangun dengan usaha sendiri, dengan banyaknya karunia alam yang menjadi bahan pondasi. Sudah cukup untuk menjamin kehidupan.

Tanpa adanya listrik, tanpa ada sinyal HP, dan ruas jalan penghubung yang sebagian besar pasir halus dan batu-batu besar yang melintang di sepanjang jalan. Kondisi jalan berdebu dengan kontur tanah yang tidak stabil, menjadi makanan sehari-hari. Tanpa mengeluh, tanpa menyalahkan.


Kampung Muara Ponaq




Raut muka yang terpancar bahagia, tanpa banyak beban dan tekanan hidup. Dengan keindahan alam dan rahmat alam yang diberikan, sudah mampu menjadi sumber hidup bagi mereka, tanpa meminta lebih.

Dan satu ucapan dari salah satu penduduk, yang berusia lanjut, yang membuat saya tertegun dan belajar memaknai untuk bersyukur. 








“Biarlah kami mati disini, tanpa ada yang tahu, tanpa ada yang melihat. Tapi kami mati dengan aman, mati dengan bahagia, dengan alam dan keluarga tercinta”.


Suasana Bakti Sosial

Belajar, belajar, dan belajar. bagaimana seharusnya (dan sudah sepantasnya) bersyukur dengan apa yang diterima, dimiliki, dirasakan, dinikmati sekarang dengan kondisi yang sebenarnya sangat nyaman, sangat aman, tanpa harus banyak mengeluh dengan hal-hal kecil dan mulai berbesar hati dan senantiasa bersyukur dalam menjalani hidup.




Ubahlah diri kita sekarang, yang sering menggap diri kita “besar”, namun dengan hati yang “kecil”, selalu sombong dengan hidup, mengeluh dengan segala kelebihan yang dimiliki, marah dengan hal-hal sepele yang melenakan dari rasa bersyukur, dan melupakan kesempurnaan yang kita miliki sekarang.


Belajar dari mereka, orang-orang kecil berhati besar.

Belajar untuk berusaha dengan segala keterbatasan yang ada.

Belajar untuk bersyukur dengan keadaan yang diterima.

Belajar untuk ikhlas menjalani hidup.

Belajar memaknai arti kehidupan yang sesungguhnya.

 --- USAHA, IKHLAS & SYUKUR --- 

Kabut Asap Ini Membunuhku

Sudah 3 minggu ini, terhitung sejak 1 minggu setelah milir (kata-kata disini untuk menggantikan kata pergi berpesta ria ke kota) ke Samarinda, gue kembali merasakan udara di Kutai Barat. Iya, posisi gue sekarang disini, di tempat wahana gue Internsip. Maaf juga belum cerita lebih lengkapnya. Soalnya gak sempat nulis. Sibuk. (sibuk tidur, sibuk makan :D)


Gue ngarepnya sih pas balik, udah ada mall yang rame dan XXI yang siap jadi tempat nongkrong di akhir minggu. Tapi apalah daya, One Sendawar yang masih mandek pengerjaannya dan abang-abang VCD bajakan yang siap sedia dengan film-kabur-goyang-goyang-kaya-rekaman-3gp-indonesia masih jadi pemandangan gue sembari (sembari..wkwkwk) menuju perjalanan pulang ke rumah-ngontrak-bayar-lunas-tercinta ini.

Abang VCD Bajakan dari http://assets.kompas.com
Tapi, yang paling bikin gue suprise itu, ya, kabut asap di sini. Gue awalnya malah mikir gue nyasar ke kota Silent Hill, saking tebalnya ini asep. Gue udah suudzon sama nih supir, siapa tau mau bawa gue jadi tumbal buat zombie-zombie yang lapar. Ternyata gak ding. Haha. Thanks buat bapak supir(eh, mas tepatnya deh) yang sudah menjalankan mobil supaya baik jalannya.  Tuk kitak kituk.  Atau jug gijak gijuk gijakgijuk ? eh, itu kereta malam ya. :D

Barong Tongkok Tercinta

Silent Hill dari http://www.silenthillmemories.net






































Bayangin aja ya, jarak pandang disini Cuma bisa 50 meter. Gue yang udah pake kacamata tebal minus 7 ini kayanya mesti pake tambah lensa makro deh biar aman di jalan. Hoho. Mungkin aja di jalan ada pesawat nyalip, gue gak tau-tau. Haha. Ditambah kabut asep disini gak main-main. Pake bonus serbuk putih yang awalnya gue pikir ini salju, gara-gara global warming, yang bikin perubahan musim yang ekstrim, seperti musim hujan yang bergeser waktu munculnya, musim kemarau yang memanjang, atau cinta yang muncul di musim chery --- oh masih adakah cinta yang abadi, dua hati saling isi ---- wkwkwk. Ternyata ini abu bekas bakaran daun ranting ataupun hati yang terbakar api cemburu (baper lu..) yang pastinya, bikin peningkatan resiko penebalan kotoran hidung  kejadian ISPA. Iya bener kan? Dengan kondisi udara yang termasuk bebahaya untuk tubuh ini, akan meningkatkan resiko penyakit infeksi saluran nafas, baik itu rhinitis, faringitis, PPOK, Asma, bahkan nantinya jika terakumulasi lama, bisa muncul kanker.

Cinta di Musim Cerry dari https://bisskey.files.wordpress.com

Nah, setelah membaca hal-hal yang gak berguna dari prologue sampai hampir ke ending tulisan ini (wkwk), sekarang gue akan ngasih tips yang bermanfaat buat kalian (kali-kali aja jadi pahala buat gue) untuk menghadapi kabut asap ini. Kita Mulai:


Bokek :( dari nyunyu.com

Pertama, Kurangi aktifitas di luar rumah. Biar gak terpapar kabut asap. Kamu juga bisa jadiin ini alasan biar gak masuk kantor atau gak masuk sekolah. Biar ntar kantor kamu gak keluar biaya pengobatan karyawan, atau guru kamu juga gak kena ISPA. (Resiko dipecat atau DO Gak Ditanggung. Haha) alasan ini bisa kamu pake ke pacar kamu juga kalau di akhir bulan kamu lagi bokek. Haha



masker ini paling bener
Kedua, kalaupun terpaksa keluar rumah, jangan lupa pake kacamata (kacamata yang pake kaca, bukan Cuma frame aja kaya anak alay) dan masker. Ingat masker itu yang buat nutupin idung sama mulut, bukan masker muka. Jangan nambah pake jaket item sama topi. Ntar kalau kamu masuk ATM, ditangkep ama satpam. Kalau pake kendaraan, jangan lupa nyalain lampunya. Biar aman.






Ketiga, tidak melakukan pembakaran yang menambah kabut asap sementara waktu.
Kasian abang sate dari deviantart.net
Sebenarnya kasian juga sih liat tukang sate, penjual ayam bakar, tukang arang, dukun sajen yang mesti tutup sementara waktu, kan nutup mata pencaharian mereka juga. Terus buat yang pacaran, jangan coba-coba selingkuh, nanti bikin api cemburu. Nambah polusi. Terakhir yang mau move on, gak perlu pake acara bakar-bakar barang pemberian mantan, atau ngebakar rumah mantan. Cukup doain mantan kamu kena PPOK. Wkwk



makan ati dari bp.blogspot.com

Keempat, banyak makan makanan bergizi, buah dan sayur, banyak istirahat, biar ga gampang sakit. Jangan yang dibanyakin makan ati. Terus kurangin juga merokok. Saran gue sih, yang perokok kalau bisa di luar rumah aja, biar bisa ngirup tuh udara kabut asap. Siapa tau bisa ngurangin kabut asepnya. Anggap lah buat rokok gratisan. ;p



Jatuh cinta dari felifellzfezz.files.wordpress.com


Kelima, kalau kamu udah ngerasa agak meriang, nafas agak sesak, makan gak nafsu, tidur gak menentu, segera periksa. Mungkin kamu lagi jatuh cinta. Halah.... mungkin kamu mulai terserang ISPA. Semakin cepat berobat, semakin besar kesempatan bertemu gue. Wkwk







Itu tips yang sangat tidak bermanfaat dari gue. Semoga kamu semua bisa tetap survive menghadapi mantan bersama pacar barunya kondisi kabut asap ini, dan TETAP SEHAT INDONESIAKU !


Pesan layanan masyarakat ini dipersembahkan oleh:
Mysteriousdoctor, yang dulunya alay sekarang menjadi dewasa
Pihak pihak terkait yang gak mau dikait-kaitin.

Gue Masih Muda, Kenapa Harus Mulai Investasi ?

Ada pepatah di jaman dahulu kala yang bilang “Muda hura-hura, tua kaya raya, mati masuk surga” yang masih gue ingat sampai sekarang. Kedengarannya sih enak banget gitu ya, selama hidupnya gak pernah ngerasain duka, selalu suka-suka. Macem di FTV gitu. Tapi coba deh, realistis. Jaman sekarang, dimana harga dollar udah sama kaya nomer telpon McD, dan banyak perusahaan yang’ngerumahin’ pekerjanya karena ga kuat buat naikin modal produksi, jangan ngarep kalau pepatah itu tadi bisa kamu terapin. Hehe



So, gimana dong biar paling ga ada sedikit kesempatan buat mewujudkan (cailah,.bahasa gue) hidup yang paling gak pas tua nanti bisa bahagia sama anak-anak, main dengan cucu, dan gak perlu lagi bekerja banting tulang yang udah dibungkus keriput itu? Nah, ini yang mau gue bahas di tulisan coret-coretan gue kali ini. selagi usia masih muda dan kesempatan untuk meraup rupiah dan dollar sebanyak-banyaknya masih terbuka lebar, ada baiknya mulai sekarang kamu juga rencanain dan manajemenkan keuangan kamu sebaik mungkin.

Inflasi dari http://fahmimumtaz.com/
Tumben kali ini gue bahas masalah keuangan? Padahal masalah Financial macem ini jauh banget hubungannya dari profesi gue sekarang. Beberapa minggu terakhir ini emang gue termotivasi buat baca tentang investasi masa depan. Kenapa sih? Karena makin tahun gue makin sadar kalau ternyata barang yang gue dapetin pake uang 100 ribu 5 tahun lalu, gak sama, bahkan lebih sedikit. Dulu permen harganya 100 perak per biji, sekarang udah jadi 200. NAIK 100% !!!!!! bener gak?

Dari sana gue mikir, kalau gue nabung aja, tentunya gak nutup dengan yang namanya INFLASI gitu. Yang gue tau inflasi itu harga main meningkat. Pemahaman gue sih masih ga terlalu bagus kalau istilah-istilah ekonomi gini. Itu pentingnya buat belajar, mungkin kamu yang jurusan ekonomi bisa bantuin gue biar paham. Hehe. Kalau harga makin naik, tapi duit kamu Cuma segitu-gitu aja nilainya, tentunya bakal buntung kalau nabung terus kan? Contoh, sekarang punya tabungan 20 juta. Senilai buat 2 unit motor. Tapi 5 tahun kedepan, bisa aja itu udah seharga 1 motor, atau setengah motor (gimana tuh, sepeda motor cuma setengah aja? :D).
Investasi dari http://www.the-greenpramuka.com/

Disitu gue kenal kata INVESTASI. Apaan sih itu? Nah, sedikit (emang Cuma sedikit :p) yang gue tau, kalau investasi itu kita ngumpulin dana yang harapannya nanti kedepan makin untung, makin banyak jumlahnya, paling minimal nanti nilai uang kita bakal tetap seimbang sama harga barang yang ada saat itu. Jadi sederhananya, kalau kamu investasi duit 20 juta sekarang yg bisa beli 2 sepeda motor, 5 tahun kedepan, duit kamu akan jadi 40 juta. Emang jumlah uangnya lebih banyak, tapi nilainya akan tetap sama, dimana harga 1 unit sepeda motor ketika itu 20 juta. So, ga perlu nombok lebih kan.

Sederhananya sih emang gitu, tapi emang investasi itu gimana sih bentuknya? Nah, disini gue Cuma bagi pengalaman gue dalam memilih investasi. Gue gak ada kerjasama dengan pihak tertentu ataupun maksud buat iklan, murni dari gue sendiri.

Emas dari http://www.okupasi.com/
Oke, mulai dari yang pertama. Investasi yang udah gue coba adalah EMAS. Kenapa emas? Karena emang logam mulia satu ini yang harga jual dan belinya paling stabil dan terus meningkat. Bandingin aja, emas tahun 2000 harganya sekitar 200 ribu/gram. Sekarang udah naik di kisaran500ribu/gram. Bayangin kalau kamu beli emas 10 gram tahun 2000 seharga 2 juta, di tahun 2015 ini, harga jualnya bisa jadi 5 juta. Untung 3 juta kan? Itu dia maksud dasar investasi. Selain itu kalau nyimpan emas juga gak ribet. Cukup beli dan simpen. Udah, ga perlu perawatan macem-macem. Gimana cara beli emasnya? Gue kemarin beli emas setelah nabung 200 ribu tiap bulan. Sampe setahun, akhirnya bisa beli emas yang 5 gram di PT. Antam. Kenapa di antam? Ini adalah perusahaan resmi yang jualan logam mulia. Ada sertifikat yang jadi bukti keaslian emas yang dibeli. Inget, harus punya sertifikat (yang ASLI, panduannya googling aja ya), biar pas di jual kembali gak ribet. Sekarang sih ada program cicilan emas, di Pegadaian atau Bank Syariah Mandiri. Tapi ya namanya nyicil, pasti dong, kena biaya macem-macem. So, saran gue mending beli kontan, cash, TUNAI. Info aja, dulu gue beli harganya masih sekitar 450 ribu/gram.


Lanjut yang kedua, DEPOSITO. Apa itu? Deposito gampangnya adalah duit yang kamu titipin ke bank selama waktu perjanjian yang kamu mau (sebulan, 3 bulan,tergantung program bank) yang gak bisa kamu ambil dan apa-apain selama waktu perjanjian, yang nantinya kamu bakal dapat hadiah, yakni bunga deposito di akhir waktu perjanjian. Jadi misalnya kamu nitipin duit kamu 10 juta ke bank selama 1 bulan, dengan dijanjiin bunga deposito 6% per tahun, hitungannya akan seperti ini
Bunga = Rp. 10.000.000 x 0,06 : 12 bulan = Rp. 50.000
Deposito dari https://aiitsubasa.files.wordpress.com

Eitsss, belum segitu ya, harus ada potongan lagi dari pajak untuk bunga deposito. Besarnya 20 %. Jadi : 50.000 x 0.2 = Rp. 40.000. Nah, 40.000 rupiah itulah yang jadi hadiah dari bank buat kamu yang ngasih titipan duit buat mereka selama satu bulan. Kalau setahun, ya semakin besar juga bunganya (tergantung tiap bank). Jadi seenggaknya, kamu bisa dapat tambahan duit yang lumayan buat beli pulsa. Hehe

Tapi inget ya, namanya juga perjanjian, pasti ada syarat dan ketentuan yang berlaku dari tiap bank. Seperti kalau mengambil titipan sebelum masa perjanjian habis, kamu bakal kena denda. Kan kamu ngelangar perjanjiannya. Hehe

Yang paling terakhir ini, sebenarnya belum pernah gue rasain untung ruginya gimana. Soalnya gue juga baru kenal jenis investasi ini di pertengahan tahun 2015 ini. REKSADANA. Iya, ini ternyata juga salah satu pilihan investasi yang menguntungkan dari segi nilai investasi, dimana nilai investasi akan, paling minimal, berjalan berbanding lurus dengan inflasi. Jadi duit akan tetap sama nilainya dari waktu ke waktu, tapi jumlahnya akan bertambah. Karna pada uang itu, nilai jumlah (yang udah gue bahas di atas tentang beli motor).

Reksadana dari https://howmoneyindonesia.files.wordpress.com
Balik ke reksadana, sepemahaman gue, reksadana ini seperti saham. Gampangnya ya, kamu ngasih pinjem duit ke perusahaan, ntar keuntungan yang didapat perusahaan dari penjualan barang mereka bakal dibagiin ke kamu. Tentunya  tergantung berapa besaran rupiah yang kamu kasih pinjem. Tapi kok, ada kata-kata SEPERTI SAHAM. berarti gak sama persis dengan saham ya?

Jadi gini, kalau mau beli saham kan harus turun ke pasar bursa. Mesti ngurus perjanjian pembelian lah, mantengin bursa efek, punya pemahaman yang bagus tentang efek, dan terus kalau mau beli saham juga ada minimal duit yang katanya diatas 20 juta. WOW, kalau pekerja yang baru dan imut macem gue ini kan ga punya tuh modal sebesar itu . Nah, makanya ada reksadana ini. jadi reksadana ini adalah suatu produk yang fungsinya menghimpun duit-duit dari investor-investor (ceileh, jadi investor kecil-kecilan) yang mungkin gak bisa mencapai batas minimal tadi yang kemudian dikelola oleh Manajer Investasi (MI). Siapa itu? Yah itu orang profesional di bidang saham itu yang nanti ngatur duit kamu supaya masuk ke saham yang menguntungkan. So, kamu tinggal duduk manis di rumah.

Reksadana dari http://lintascinta.com
Tapi apa duit kita gak dibawa lari? Ya makanya, cari MI  yang terdaftar di OJK (Ototritas JasaKeuangan) sehingga bisa dipercaya. Jangan sembarang pilih. Nanti nyesel loh. Selain itu, namanya juga investasi ke perusahaan, bisa untung, juga bisa rugi. Kalau pas saham lagi turun, ya kita gak dapat apa-apa. Apa yang maudibagi sama perusahaan? Yang ada mereka malah nyari tambahan duit dari investor lain, jadi nilai saham kita juga berkurang kan?

Tentang reksadana kamu bisa download ebook inikita sama-sama belajar ya. Hehe
Kalau reksadana yang gue ikutin sekarang ada dua, yang dua-duanya cuma perlu 100 ribu/bulan untuk investasinya. Reksadana Pasar Uang untuk jangka pendek yang dapat untung ±8% tiap tahun , dan Reksadana Saham Syariah untuk jangka Panjang (gak bisa diprediksi, tergantung pasar ya ini. tapi pasti akan dapat untung. Amin :)

Namanya juga share pengalaman, mungkin aja bisa jadi pertimbangan kalian untuk menyiapkan dan merencanakan finansial kamu kedepannya agar lebih tertata dan ada target yang menjadi arah utama yang akan kamu capai. Seperti yang gue juga cita-citakan.
Selamat berinvestasi :D !!!!!

Usaha dari http:\\blogspot.com

Gaji Sedikit, Tetap Bisa Menabung

“Bang bing bung yok, kita ke bank. Bang bing bung yok, kita nabung. Bang bing bung hei, jangan dihitung. Tau- tau kita nanti dapat untung”

Mungkin kalian masih sempat merasakan masa-masa dimana lagu anak-anak mendidik masih berjaya dan acara alay dahsyat kartun banyak menghiasi di minggu pagi. Salah satu yang paling gue ingat, ya lagu menabung ini. ngajarin kita buat ngumpulin uang sedikit demi sedikit dan ditabung di celengan ataupun bank. Tentunya menabung ini ditanamkan dari kecil supaya saat kita dewasa, jadi kebiasaan.
“Gimana Mau nabung, buat makan aja susah!”. Iya susah, kalau tiap harinya kamu makan di lempengan-roti-italia-panas atau di ayam-goreng-kolonel-amerika. Kalau kamunya mau menahan gejolak nafsu makan dan mau ngikutin beberapa tips yang gue kasih, kamu bisa semoga mudah-mudahan TENTU SAJA bisa menabung dengan uang bulanan yang tergolong ngepas.

Pertama, pastiin target pengeluaran rutin bulanan kamu dan niatkan sebagiannya untuk ditabung
from pemerintah.net

Selain menetapkan anggaran pengeluaran bulanan, kamu juga harus menetapkan nominal yang akan kamu sisihkan untuk tabunganmu. Kenapa harus di awal? Kalau di akhir mah ntar keburu habis tuh uang dibelanjain. Hehe. Gue kasih pengalaman gue ya :
Uang bulanan                          : 2.000.000
Untuk tabungan bulanan         : 50% x 2.000.000                   = 1.000.000
Tabungan Setahun                  : 12 x 1.000.000                      = 12.000.000
Udah bisa buat nebus 1 motor. hehe

 

Kedua, punya banyak rekening tabungan, agar mudah membedakan keinginan dan kebutuhan serta mengendalikan bisikan setan untuk menghamburkan uang


from belajarperbankangratis.blogspot.com
Bukan buat modusin Costumer Service bank ataupun koleksi buku tabungan, tapi agar kamu bisa mengatur uang untuk kebutuhan dan uang untuk tabungan. Selain itu, bisa jadi pengendali hasrat menabung dengan memanipulasi otak kamu dengan jumlah saldo yang lebih sedikit tertera di layar ATM, tentunya akanmembuat kamu berpikir dua kali dalam mengeluarkan uang.
Minimal punya 2 rekening tabungan, 1 rekening untuk kebutuhan bulanan. Pilihlah bank yang sedikit potongan biaya administrasi dan biaya lain-lain dan memiliki jaringan ATM yang luas untuk meminimalisir biaya transaksi. Contohnya gue memakai rekening TabunganKu di BRI. Selain bebas biaya administrasi, ATMnya juga banyak.
Sedangkan 1 rekening untuk tabunganmu, pilihlah bank yang juga bebas biaya administrasi dan paling penting, jangan buat kartu ATM, gak perlu aktivasi SMS Banking, Internet Banking. Supaya kamu gak gampang narik duit tabungan kamu buat belanja di mall ataupun online shop. Lebih menantang lagi, kamu bisa pakai tabungan berjangka yang ditawarkan beberapa bank (baca disini). Kalau gue sendiri pakainya di BankMuamalat. Kenapa bank syariah? Meminimalisir riba bro. Hehe (gue gak perlu jelasin ya, bukan anggota MUI nih).

 

Ketiga, gak usah latah buat apply kartu kredit, kalau kamu gak dapat manfaat dari kartu kredit.

from linkis.com
Kalau pendapat gue sendiri, kartu kredit itu lebih banyak kekurangannya dibanding kelebihanya. Tiap belanja kamu akan dibebankan bunga yang tentu lebih untung buat kamu belanja secara tunai. Toh, lebih baik membayar langsung dibanding ngutang kan ? J

 


Keempat, tetaplah menikmati hidup namun siasati dengan pintar.


from chacaatmika.blogspot.com

Memang kalau ingin menabung tentu harus mengurangi kesenangan-kesenangan dunia (wkwk) yang perlu uang banyak untuk mendapatkannya. Tetapi kamu tetap bisa nongkrong bareng teman, tapi dengan cara cerdik. Pilih tempat-tempat yang sedang promosi ataupun menawarkan kupon gratis. Tentunya akan meminimalisir pengeluaran kamu, tapi tetap gaul. Contohnya aja, manfaatin tuh promo dari LINE (kalau kamu hoki sih. Hehe) buat dapetin kupon makanan gratis atau cek via online. Sekarang banyak website yang bisa jadi sarana hunting kamu buat dapat gratisan.





Kelima, kesehatan itu tak ternilai dengan uang. Daftarkan dirimu ke Jaminan Kesehatan.


from info-kesehatan.net




Tentunya ini juga bentuk tabungan darurat yang tentu harus kamu miliki. Sebagai manusia kita kan gak selamanya sehat, tentu saja ada kondisi dimana ketahanan tubuh kita melemah. Nah, disini lah manfaat dari tabungan darurat ini. pengobatan kita dapatkan gratis tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak karena telah terkover dari jaminan kesehatan. Dan saran gue (karena gue juga tenaga kesehatan. Hehe) ikutlah program jaminan kesehatan, baik itu asuransi swasta ataupun yang disediakan pemerintah, BPJS.



Keenam, tetapkan skala prioritas dan catat pengeluaran serta pemasukan tiap bulannya


dokumen pribadi :)

Membuat skala prioritas sangat penting untuk mengendalikan pengeluaran bulanan. Di awal bulan, kamu bisa membuat skala prioritas selama satu bulan ke depan. Sehingga kamu bisa lebih terarah dan jelas dalam mengalokasikan uang pendapatanmu. Kemudian, biasakanlah menyimpan struk atau nota supaya kamu bisa membuat catatan pengeluaran harianmu, manfaatkan HP pintermu, misalnya kalau gue pakai aplikasi Money Lover. Kamu bisa menetapkan anggaran bulanan yang nantinya jika mencapai batas, akan ada alertnya. Selain itu kamu juga lebih mudah untuk memantau jenis pengeluaran dan pendapatanmu. Memang terasa ribet pada awalnya, namun hal ini lama kelamaan akan membuatmu lebih mudah untuk mengendalikan keinginan untuk berbelanja dan disiplin dalam keuangan.







Menabung Mulai Dari Sekarang :D



from pinimg.com

Awal Minggu di Puskesmas Barong Tongkok

Senin sih katanya jadi hari paling males, Mon(ster) Day, hari apalah apalah buat memulai aktifitas. Yah, kalau mindsetnya macem gitu, efeknya ya sama orang yang ngejalaninnya, pasti bakal gak SEMANGAT. Tapi kalau dari awal kita udah bikin niatan buat cari amal, cari pahala, dan cari jalan ikhlas, semuanya pasti akan dilalui dengan ceria dan lapang dada.
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Semangat, Dokter Internsip Harapan Bangsa !!!!
(Kutai Barat - Kalimantan Timur - 2015)

Surat Untuk Papa dan Mama

Assalamualaikum Papa dan Mama,
“Sedang apa kalian di rumah? Apa Mama masih sibuk dengan hobi masaknya ? Apa Papa masih selalu bermain-main dengan cucu-cucunya yang lucu ?
Masih tetap sedapkah masakan Mama? Lidah ini sudah benar-benar rindu.

Ah, iya, sudah lama aku tak pulang ke rumah. Banyaknya tuntutan profesi yang menumpuk selalu kujadikan alasan utama. Padahal sebenarnya, jika aku punya niat pun aku pasti bisa meluangkan waktu sejenak untuk pulang. Aku pun juga rindu akan rumah dan kalian. Tapi selalu saja aku terhalang berbagai alasan untuk menunda jadwal kepulangan.
Aku sering berpikir selagi aku masih muda, aku layak menghabiskan masa mudaku berkumpul bersama kawan dan bersenang-senang. Menuntaskan gelegak darah muda ini untuk bertualang supaya makin banyak rentetan cerita untuk anak dan cucuku kelak. Bahkan, setiap ada libur pun seringnya kugunakan untuk memenuhi keinginan jalan-jalan menjelajahi keelokan negeri ini. Aku sering lupa pada kampung halaman. Aku sering lupa pada kalian.

Aku sibuk membangun dunia sendiri. Saat sedang pulang sekalipun, aku seringkali masih terhisap oleh duniaku ini.

Aku sering terlalu sibuk dengan duniaku sendiri. Hal itu juga terjadi bahkan ketika aku akhirnya bisa pulang dan ada di rumah bersama kalian. Untuk membantu Mama mengangkat jemuran saja, aku malas-malasan. Begitu juga ketika Papa meminta aku untuk berada di belakang kemudi dan mengantarkan beliau kemana-mana. Aku, sekali lagi, mengiyakan dengan berat hati atau bahkan menolak dengan halus.
Tak segan-segan, aku menggunakan berbagai alasan sebagai tameng. Atau beralasan bahwa aku ada janji bertemu dengan teman lama. Iya, Papa dan Mama selalu mau mengerti kondisiku dan bahkan tidak pernah memarahiku karena kesibukanku.
Mungkin Mama dan Papa sering mengeluh dalam hati. Namun hal itu selalu dibarengi dengan ucapan syukur karena aku sudah menjadi orang yang bisa memimpin hidup sendiri.

Padahal Papa dan Mama bukannya tak punya dunia pribadi. Bedanya, Papa-Mama juga selalu memikirkan cara agar kepentinganku didahului.

Anak memang tempatnya lupa. Aku lupa bahwa bukan hanya aku yang punya kehidupan di luar rumah dalam hal ini. Mama dan Papa pun juga punya kesibukan-kesibukan pribadi. Apalagi saat aku masih kecil, ketika Mama-Papa masih sedang sibuk-sibuknya meniti karir. Menjalani pekerjaan yang mungkin jauh lebih menuntut, ribut, dan melelahkan daripada dunia karirku yang sekarang ini, Papa dan Mama toh tetap tidak melupakan bahwa aku ada.

Di antara segala kesibukan orangtua yang membesarkanku, tetap ada masakan enak yang terhidang untukku, televisi dan buku-buku agar aku tidak bingung menghabiskan waktu, hingga makan malam bersama yang dipenuhi cerita-cerita Papa-Mama yang selalu membuatku terbelalak dan tertawa. Aku juga masih ingat ketika Papa-Mama saling meluangkan waktu demi mengantar jemputku ke sekolah dan juga tempat les. Papa akan mengantarkanku di pagi hari, kemudian Mama lah yang akan menjemput dan mengantarkanku ke tempat les di siang hari.

“Maaf ya, Papa sama Mama masih di kantor. Kamu pergi sendiri aja, ya.” adalah kalimat yang sama sekali tak pernah kudengar keluar dari mulut orangtua. Pun ketika buku sekolahku ketinggalan di rumah. Papa dan Mama tetap bersedia mengantarnya, menyelamatkanku dari ancaman dimarahi guru karena hal yang tidak perlu.

Aku belum mewarisi kegigihan Papa dan Mama ini. Justru sebaliknya, aku sering malas ketika harus pergi ke luar mengantarkan kalian. Jika pun tidak sibuk dengan tugas-tugas dan deadline, godaan untuk meletakkan kepala di bantal sembari menonton TV seringkali tak tertahankan. Puluhan alasan pun kusiapkan untuk menolak menghabiskan waktuku demi kalian.
Pa, Ma, aku sungguh minta maaf.


Anak memang tempatnya lupa. Aku sering mengesampingkan begitu saja bahwa aku ada di dunia karena Papa dan Mama.

Aku, sungguh menyesal, Pa, Ma. Aku sering lupa bahwa aku bisa melihat dunia karena Papa dan Mama. Bahkan, Allah mengamini bahwa kalian berdua adalah malaikat penjagaku di dunia ini. Memang kalian tidak menuntut balasan atau pun sibuk menghitung untung dan rugi. Namun, yang sering aku lupa bahwa malaikat penjagaku juga menginginkan untuk dicintai dan dikasihi.
Aku tidak tahu sampai berapa lama kalian ada di dunia ini, tapi aku selalu merapal janji kepada Sang Maha Pencipta bahwa aku ingin membahagiakan dan merawat kalian hingga habis masa kalian nanti.
Iya, esok saat aku pulang, aku berjanji akan selalu meringankan beban kalian tanpa mengeluh. Aku juga berjanji mulai sekarang akan lebih sering menghubungi Papa dan Mama. Mendengarkan cerita kalian secara seksama dan tidak pernah bosan mendengarkan nasihat kalian yang itu-itu saja.
Aku berjanji akan selalu menjadikan kalian di urutan teratas daftar prioritasku. Aku juga akan sebisa mungkin meluangkan waktu liburku untuk pulang dan berkumpul bersama kalian. Mencicipi masakan mama yang tak pelit bumbu sembari bercengkerama bersama Papa.
Ya, demi berterimakasih kepada sang Maha Pencipta karena masih memberikan kalian waktu lebih lama demi bersamaku di dunia ini.

Dariku, yang rindu peluk hangatmu, Papa dan Mama