Belajar “Besar” dari “Kecil”

Perjalanan kali ini memang menjadi perjalanan yang singkat, namun membuat saya lebih sadar, betapa kata syukur itu mudahnya untuk dilupakan, padahal dengan apa yang diterima setiap harinya, kata ini harusnya melekat kuat dan bahkan harus terukir di pikiran kita.

“kita tidak akan tahu rasanya,sesuatu, jika kita tidak mencobanaya”. Jika kita tidak luka, kita tidak akan pernah tau bagaimana rasanya perih. Kita tak akan pernah tau rasanya sakit, jika kita tidak pernah merasakannya.

Masih di kabupaten Kutai Barat, dengan tugas sebagai internsip, kali ini saya mendapat kesempatan untuk pergi ke salah satu kampung terdalam di kecamatan Siluq Ngurai, kampung Muara Panoq. Sekilas melihat dari angkasa, dari google maps pun, daerah ini hanya akan terlihat sebagai kawasan hijau, hutan belantara. Tanpa tahu ada 200 jiwa manusia yang bermukim dengan bahagia di dalamnya.

Jalan Menuju Muara Ponaq

Rumah-rumah yang dibangun dengan usaha sendiri, dengan banyaknya karunia alam yang menjadi bahan pondasi. Sudah cukup untuk menjamin kehidupan.

Tanpa adanya listrik, tanpa ada sinyal HP, dan ruas jalan penghubung yang sebagian besar pasir halus dan batu-batu besar yang melintang di sepanjang jalan. Kondisi jalan berdebu dengan kontur tanah yang tidak stabil, menjadi makanan sehari-hari. Tanpa mengeluh, tanpa menyalahkan.


Kampung Muara Ponaq




Raut muka yang terpancar bahagia, tanpa banyak beban dan tekanan hidup. Dengan keindahan alam dan rahmat alam yang diberikan, sudah mampu menjadi sumber hidup bagi mereka, tanpa meminta lebih.

Dan satu ucapan dari salah satu penduduk, yang berusia lanjut, yang membuat saya tertegun dan belajar memaknai untuk bersyukur. 








“Biarlah kami mati disini, tanpa ada yang tahu, tanpa ada yang melihat. Tapi kami mati dengan aman, mati dengan bahagia, dengan alam dan keluarga tercinta”.


Suasana Bakti Sosial

Belajar, belajar, dan belajar. bagaimana seharusnya (dan sudah sepantasnya) bersyukur dengan apa yang diterima, dimiliki, dirasakan, dinikmati sekarang dengan kondisi yang sebenarnya sangat nyaman, sangat aman, tanpa harus banyak mengeluh dengan hal-hal kecil dan mulai berbesar hati dan senantiasa bersyukur dalam menjalani hidup.




Ubahlah diri kita sekarang, yang sering menggap diri kita “besar”, namun dengan hati yang “kecil”, selalu sombong dengan hidup, mengeluh dengan segala kelebihan yang dimiliki, marah dengan hal-hal sepele yang melenakan dari rasa bersyukur, dan melupakan kesempurnaan yang kita miliki sekarang.


Belajar dari mereka, orang-orang kecil berhati besar.

Belajar untuk berusaha dengan segala keterbatasan yang ada.

Belajar untuk bersyukur dengan keadaan yang diterima.

Belajar untuk ikhlas menjalani hidup.

Belajar memaknai arti kehidupan yang sesungguhnya.

 --- USAHA, IKHLAS & SYUKUR ---