Anak Mama Gak Boleh Pulang Larut Malam (Traveling Surabaya – Part 2)

Yes, Setelah di Part 1 ngebahas tentang perjalanan panjang dari Samarinda menuju Surabaya, sampailah di Part 2 yang bakal ngebahas semua itinerary city tour of Surabaya. Sekalian berapa biaya yang habis buat jalan-jalan ini. BTW, ini share cost ya, soalnya perginya rombongan, ada 7 orang, termasuk gue. Jadi paling gak, costnya jadi murah.


Minggu, 17 Agustus 2014

Sarapannya GriyoNur
Pas Banget sama HUT Kemerdekaan NKRI ke 69, gue dan temen-temen lain bikin acara city tour Surabaya untuk hari ini. Kota Pahlawan, pas banget buat mengingat sejarah perjuangan kemerdekaan Negara Indonesia, supaya gak lupa sama nasionalisme kita sebagai penerus estafet membangun bangsa dan negara (MERDEKA !!!!)

Itinerary baru disusun pagi, jam 6. Haha. Masih jetlag dengan beda waktu antara Samarinda dan Surabaya. Jam 6 udah terang banget matahari, yang biasanya masih berkabut. Hehe. Ok, dengan Itinerary 12 jam ini, gue sesuaikan sama tempat-tempat yang recommended buat dikunjungin di Surabaya. Dalam posisi 3 laki-laki banding 4 wanita, jadi pastinya harus lebih banyak kunjungan wisata Belanja. Naluri dasar wanita. Ya ok lah, ngalah deh sama cewek. Haha.

Untuk transportasinya, Azhadi yang urus. Untung banget dapet mobil APV jadi gak dempet-dempetan kayak sarden. Sewa mobil ini udah disediain sama GriyoNur Homestay. Biayanya Rp. 350.000/12 jam. Lumayan murah, karena udah termasuk Driver dan BBM (bensin, bukan PIN BBM omnya. hehe).

09.00 ---- Molor dari jam keberangkatan awal, baru terlaksana jam 09.30. soalnya Drivernya mesti ganti. Yang sebelumnya sakit, yo wes lah, ora opo-opo. Dan destinasi awal adalah Tugu Pahlawan. Jalan di hari minggu ini ternyata lengang banget. Untung banget gak macet. Padahal lagi 17-an. Di jalan banyak juga bangunan-bangunan tempo dulu yang masih terawat di surabaya.




10.00 --- Sampai di Tugu Pahlawan. Di bagian pintu masuk, akan disambut sama relief-relief yang menceritakan perjuangan rakyat dan patung dua proklamator bangsa. Nah, didalam kompleks Tugu, dikiri-kanan akan banyak sekali sisa-sisa kendaraan perang, dari tank, meriam gerak, peluncur granat, yang bisa jadi objek foto-foto. Terus Ada makam Pahlawan Tak Dikenal di Lapangan tengah tugu ini.  Selain itu ada Museum Perjuangan Rakyat Surabaya. Banyak banget diorama aktraktif dan koleksi-koleksi senjata, kendaraan perang, foto dan lukisan perjuangan yang bisa jadi pelajaran sejarah, apalagi buat anak-anak.jangan lupa juga, ada foto booth lucu di pintu keluar museum. oh ya, untuk biaya masuk Museum Rp. 15.000/orang dewasa, anak Rp. 5.000 (weekend). Kalau hari biasa Rp.10.000/orang dewasa, dan anak-anak gratis. (Biaya Parkir Rp. 3.000)  



  










View 

11.30 --- saatnya move on dari tugu pahlawan, lanjut ke House Of Sampoerna (HOS). Alasan kenapa harus kesini? Karena disini kamu bisa liat langsung bagaimana proses rokok asli indonesia dibuat. Bagaimana awalnya dari produksi rokok berkembang di Indonesia. Dan kisah sejarah Putra sampoerna mengembangkan bisnis tembakau di Indonesia. Selain itu, masuknya gak perlu bayar, alias GRATIS. Haha. Lumayan buat objek foto kan? Jalan ke HOS melewati bekas bangunan penjara jaman belanda yang sekarang difungsikan sebagian buat tempat tinggal penduduk. Serem juga sih, apalagi kalau malem. Kompleks HOS ada 2 bagian, bangunan utama ada 2 lantai. lantai 1 jadi musium rokok dan lantai 2 jadi toko suvenir. Sedangkan bangunan kecil di sebelah kiri jadi Cafe sampoerna. (Biaya Parkir Rp. 2.000)








Jembatan Merah 
12.30 --- kita pindah jalur lagi menuju Jembatan Merah Plaza (JMP). Yah, ini adalah impian utama para wanita-wanita di rombongan gue. Cukup sementara tur sejarahnya, saatnya belanja. JMP sendiri emang deket banget dengan Jembatan Merah yang termasyhur itu dan membentang diatas Kali Mas. Dan berhadapan dengan Taman Memorial Jayengrono. Di seberang sungai, banyak bangunan-bangunan tempo dulu yang bikin inget sama film-film arsip Nasional, antara rakyat surabaya lawan NICA. Semuanya Masih terawat. Saran gue sih, mending pas malem aja kesini. Lebih bagus viewnya. hehe
JMP dari Taman Jayengrono

Sekalian Sholat dan makan siang disini. Oh ya, dilantai 4, ada food court tradisionalnya. Yang unik, penjual gado-gadonya ngulek langsung di tempat loh. Disini, gue nyobain Brengkes (jangan Salah Sebut. Haha) Tongkol dan Jus Mangga. Ini model pepes di bakar. Rasa bumbunya nyatu banget sama daging tongkolnya. Mantep deh. Harus Dicoba! Harga 1 paket ini Cuma Rp. 15.000. Murah kan? (Biaya Parkir Rp. 3.000)





Tut..tut...
14.00 ---  Ke Pusat Grosir Surabaya (PGS). Dulunya tempat ini Bekas Pasar Turi yang hangus kebakaran tahun 2007 ya (gue lupa juga), jadi pedagangnya banyak yang di relokasi ke sini. Jadi lebih enak sih buat belanja. Disini pas banget buat gue yang punya jiwa bisnis, buat jadi tempat distributor barang-barang buat jualan. Mirip Tanah Abang jakarta. Jam tangan, kacamata, baju,celana, aksesoris, apapun bisa didapat disini dengan harga grosiran. Gue gak cerita banyak disini. Soalnya gue ak keliling di PGS. Gue Cuma bikin kacamata buat gantiin kacamata gue yang udah kurang pas. Yeps, minus gue naik dari 6,5 jadi 7. Haha. Disini kacamata yang dijual murah. Gue dapat paket lensa + frame Rp. 175.000. (Biaya parkir Rp. 3.000). btw, kalau mau cari perabotan rumah tangga, di sebelahnya, Dupak Grosir yang nyediain. Cukup jalan 300 meter. Dan PGS ini juga nyatu sama stasiun kereta api.





Kesorean :(
Miniatur Kapalnya 
16.30 ---- Masjid Cheng Ho. Ini salah satu masjid sejarah yang ada di surabaya, dibangun sama Laksamana Muslim dari China, jendral Cheng Ho alias H. Mahmud Shamz. Selain di surabaya, masjid Cheng Ho lainnya ada di Palembang dan Semarang. Desainnya juga hampir sama, dengan desain tradisional tionghoa dan warna dominasi merah yang artinya keselamatan dan emas yang artinya kejayaan. Disini juga jadi pusat kegiatan muslim tionghoa untuk belajar dan berolahraga. Didepan masjid ini ada kompleks taman makam pahlawan dan ITC Mall. Sayang gak sempat ke ITC (disini nyediain semua barang elektronik. Setipe mangga dua), Udah mau tutup. Buka Cuma dari jam 8 pagi sampai 5 sore. (biaya Parkir + Biaya Perawatan Masjid Rp. 5.000)





17.30 --- MonKaSel (Monumen Kapal Selam). Biaya Masuk Rp. 15.000/orang dewasa, dan Rp. 5.000/orang anak. Tiketnya ada 2 macam, untuk masuk ke kapal selam dan untuk nonton Diorama. Diorama ini ditayangin tiap 2 jam sekali. Tapi sayang, kemarin gak sempat nonton diorama karena masih ada tujuan lain yang mestidi tuju. Lagian rombongan gue juga gak minat nonton sejarah, hikss. Sedikit cerita, kapal Selam Pasopati yang jadi monumen ini diapakai dari tahun 1962, jenis SS Type Whiskey Class dibuat di Vladi Wosotk -  Rusia. Kapal selam ini jadi bagian ketika Angkatan bersenjata indonesia menjadi salah satu yang terkuat dan ditakuti oleh bangsa lain. Semoga deh, bisa kembali ke masa itu lagi. Amin.. (Biaya Parkir Rp. 3.000)

Numpang Bang. hehe
View depan













18.30 --- Patung Surabaya. Patung surabaya ini sebenarnya sih ada 3 tempat dari yang gue perhatiin. Salah satunya yang di belakang dari MonKaSel ini, daerah Kali Mas. Khas dari Patung yang ini adalah ada air mancurnya. Hehe. masuknya lewat samping, dari tempat parkir kendaraan. kalau malam, tempat ini dijadiin sarana buat anak muda surabaya main skateboard dan latihan dance. salut buat Bu Risma yang udah nyediain tempat kreasi buat anak mudanya. (Masuk Gratis)

Harus Foto :)






ladypiano.files.wordpress.com


19.30 --- Surabaya Town Square. Gak bisa review banyak disini. Ini emang tempat belanja yang khusus buat wanita deh. Soalnya pas datang ke Sutos, lagi ada acara pensi + ada Surabaya Fashion Week yang diadain sama Anak-anak SMA Surabaya. Yepz, wanita-wanita rombongan gue jadi kalap. Soalnya lagi ada promo fashion yang murah banget. Ya udah, gue Cuma nungguin sambil nontonin band-band lokal surabaya manggung (sambil liatan anak-anak SMA yang bening-bening. Haha).






21.00 --- Mau lanjut ke Jembatan SURAMADU (Surabaya – Madura). Sambil ngabisin waktu sewa mobil. Berhubung bapak drivernya juga baik banget mau ngebawa keliling surabaya. Di tengah Perjalanan, temen rombongan gue ngebet banget pengen pulang. Yeah, dia barusan dapet telpon dari mama tersayang, ngingetin kalau anak mama udah mesti bobo, udah larut malam. Ok,  “Anak Mama Gak Boleh Pulang Larut Malam” inilah yang membawa kami kembali ke penginapan. Ok lah, mungkin kesempatan lain bisa. Oh, iya. Makan malamnya di Bebek Goreng UWKS. harganya Rp. 15.000/porsi + es Teh. hehe

Ok, ini dia itenerary singkat tour Hari ini. ini hitungannya buat per orang ya :
-          Mobil : Rp. 50.000
-          Parkiran : Totalnya Rp. 22.000, jadi per Orang Rp. 3.000
-          Tiket Masuk : Rp. 30.000/orang
-          Makan : Rp. 30.000 (tergantung pilihan menu masing-masing)

Totalnya Rp. 113.000 untuk seharian. Lumayan murah kan? Haha. Kalau gak weekend, biaya masuk itu bisa lebih murah lagi. Tapi lumayan lah buat jalan-jalan seharian. Dan itu gak termasuk belanja oleh-oleh ya. Haha


Bonus :

Muka-muka tegang sebelum ujian UKMPPD tanggal 23 Agustus 2014
 
Belanja Oleh-oleh di Pasar Genteng Surabaya

Seluruh Rombongan Dokter Universitas Mulawarman (Dokter 24) sebelum Pulang ke Samarinda

Ada part 3? haha... kali ini cukup 2 part ya. udah panjang banget nih.

TEPIAN di Kala Hujan

TEPIAN, Teduh Rapi Indah Aman Nyaman. Itulah semboyan singkat dari kotaku tercinta, Samarinda. Semboyan yang pasti akan sangat menyenangkan bagi yang menempatinya. Tapi kadang, ekspektasi memang tidak sejalan dengan kenyataan.

Kotaku tercinta ini sekarang disekap oleh lahan tambang, dipenuhi oleh gedung-gedung bertingkat, dikepung oleh banjir yang siap menyerang bila bala bantuannya, hujan, ikut bergabung. Hilang sudah keteduhan yang direbut oleh panasnya batu bara, kerapian dan keindahan pohon-pohon yang tergantikan bayangan bangunan pencakar langit, dan keamanan serta kenyamanan yang diintai oleh genangan air yang menjadi banjir.

from : pesutmahakam.files.wordpress.com/
Mungkin orang-orang akan bilang “Kenapa sih, ikam sibuk banar mikirin kondisinya Samarinda? Ikam handak jadi Walikota kah?” Gini, wal. Gue emang bukan lahir dan dibesarkan di Samarinda, Tapi, Samarinda udah Menjadi kampung halaman kedua buat gue. Tempat gue mendapat ilmu yang bisa gue gunain buat orang banyak, wal. Kadada salahnya kan kalau gue juga berpikir kritis demi kemajuan kota tercinta ini.

Baru-baru ini, ada rencana pembangunan salah satu taman bermain Indoor terbesar Indonesia di Samarinda. Tentunya ini jadi kabar yang (mungkin) menyenangkan. Bisa menarik wisatawan untuk mengunjungi Samarinda dan menambah profit daerah. Tapi, agak tertohok kalau gue harus menjawab pertanyaan orang “Eh, gue mau liburan nih. Taman indoor yang di Samarinda apa Makassar ya? Kalau di samarinda ada apa aja? Kalau di makassar kan ada pantai losari, museum lagaligo, bla, bla, bla”. Dan, gue harus menyerah, baru di pertanyaan pertama. Setiap search di google dengan keywoard “wisata Samarinda”, yang muncul hanya desa Pampang. Selebihnya malah muncul Pantai beras Basah atau pulau Kumala. Duh, itu punya tetangga.  
from : green.kompasiana.com

Sama seperti perbincangan beberapa hari yang lalu, teman gue yang dari lahir sampai umur 23 tahun menetap di Samarinda, pernah nanya ke gue “mumpung liburan nih. Mau keliling samarinda. kira-kira wisatanya ada apa aja ya?”. Ya elah, gue baru 6 tahun di sini. Kalah 17 tahun dari dia yang punya kesempatan buat main di sudut gorong-gorong samarinda. Tapi gue juga jadi sadar. Tempat apa yang menarik buat jadi review wisata di Samarinda ?


Dari pengamatan gue, Indonesia gak seperti Amerika, yang punya libur musim panas atau musim dingin yang sangat panjang. Atau Jepang yang hampir tiap 2 minggu ada libur perayaan. Indonesia Cuma ada libur tengah tahun dan libur akhir tahun. Itupun, kalau dari yang gue amatin, kebanyakan libur tengah taun dimanfaatin buat daftar masuk sekolah atau ajaran baru. Jadi pikiran dan uang yang ada fokus buat ke arah sana. Sedangkan kalau liburan buat jalan-jalan kebanyakan di akhir taun. Tapi ya, musim hujan bakal lebih aktif di bulan BER (NovemBER-DesemBER). Dan hujan bisa jadi musuh di Samarinda.

Masa iya harus ada pemberlakuan Travel Warning ke Samarinda saat musim Hujan?


Tinggalkanlah dulu proyek taman indoor yang cukup menyita perdebatan, sebelum infrastruktur pendukung lain terbangun baik. Ataupun taman-taman penuh Lampion di pinggiran tepian Mahakam. Disaat Samarinda masih dihantui dengan menu Byar-Pet tanpa kejelasan.

from : samarinda-tour.blogspot.com
Semoga ada kabar menyenangkan tentang pembangunan Taman-taman kota dengan pohon yang sebanyak-banyaknya, yang bisa menjadi kantong-kantong resapan air untuk mengurangi banjir. Berharap pula ada Headline koran mengenai wisata-wisata alam samarinda yang kini banyak terlupakan perawatannya, hidup dan berjaya kembali. Wisata Air Terjun Tanah Merah, Air Terjun Batu Besaung & Pinang Seribu, atau wisata air di Waduk Benanga, Polder Air Hitam, dan tentunya, Lahan Bekas Tambang yang menjamur di Samarinda mungkin bisa jadi wisata menarik. Tentunya akan lebih menguntungkan dengan tambahan penghasilan bagi warga sekitar serta memumpuk rasa mencintai alam bagi anak cucu.

from susufresh.blogspot.com
Cukuplah “kota seribu Sungai” menjadi julukan Banjarmasin, “The City Of Water” dipegang olhe Venezia. Tetaplah Samarinda menjadi kota Tepian, Tempat indah di kala matahari muncul bersinar dan tenggelam yang menyejukkan hati dan menjadi sumber penghidupan melalui air dan fauna air tawar untuk hidup manusia. Jangan tenggelamkan TEPIAN dan menjadikannya sungai dengan banjir yang selalu siap siaga menyergap Samarinda.

Gue harap, semua pendukung infrastruktur di samarinda bisa selesai secepat dan sebaik mungkin, Bandara Sungai Siring yang estimasinya bisa menampung 5 juta penumpang setiap tahunnya dan Pengendalian Banjir Samarinda. Jadi nanti gue bisa dengan bangga menceritakan wisata bisa dijalanin di Kaltim, dengan transportasi yang ringkas dan mudah. Tanpa harus membuang dua jam melelelahkan ke rumah tetangga dan harus mengarungi Sungai-sungai Siluman. Samarinda juga terbebas dari panas, debu serta polusi dari tambang batubara yang mengitari kota. dan paling penting, ke”ringan tangan”an Warga Samarinda untuk memungut dan membuang sampah pada Tempatnya, bukan di selokan atau bantaran sungai. Sebab luapan Tangisan Sungai-sungai akan membawa balasan kepada kita sendiri.


Karena TEPIAN, tetap di SAMARINDA.



“Mati Aku, Hilang Anak Orang!” (Traveling Surabaya – Part 1)


Balik lagi dengan cerita travelling gue. Setelah kemarin gue berbagi tips buat Backpackeran solo ke Makassar, sekarang gue bakal bagi tips dan cerita buat kalian tentang perjalanan gue ke surabaya. Perjalanan kali ini bisa dibilang bukan backpacker sih, soalnya misi utamanya adalah ujian UKDI atau UKMPPD yang harus gue lewatin sebagai syarat lulus dari pendidikan gue. Makanya lebih banyak gue habisin buat ngelamun belajar di homestay gue.

Tapi, tenang aja, gue sempet buat nge-trip keliling surabaya sama temen-temen gue yang juga punya misi yang sama. Paling gak, trip 2 hari yang gue sempetin buat keliling surabaya bisa jadi referensi kalian buat city tour di surabaya. Dan sedikit juga cerita tentang ujian gue. Jadi mungkin, ceritanya bakal panjang dan gue bagi per part. Biar kaya mini seri gitu. Hehe

And The Journey Start Begin

Sabtu, 16 Agustus 2014

Mungkin dia Lelah :)
Hoammmm... Perjalanan pagi buta lagi. Ini nih deritanya tinggal di ibukota (Samarinda) yang gak punya bandara besar (Uhuukk !!!). Harus menempuh perjalanan dua jam lagi menuju ke Bandara Sepinggan Balikpapan. Kali ini perjalanan dimulai dari jam 6 pagi. Dijemput oleh travel yang udah dipesen (Rp. 300.000), gue, dan dua temen gue, Azhadi dan Tian, berangkat ke Balikpapan. Kali ini perjalanan aman dan lancar. Sempet mau berenti di Tahu Sumedang, tapi untung temen gue yang lain udah ada yang beliin duluan. 


Foto Rombongan
Jam 09.00, sampai di Bandara Sepinggan, dan check-in di Citilink untuk keberangkatan jam 10.00.
Yeps, Nunggu di Ruang tunggu, dengan pergi rombongan kaya gini, kegiatan groufie gak bisa dilewatin. Ok lah, gue emang gak terlalu senang foto, jadi gak ikut larut dalam kebahagian groufie yang lain (jadi pendonor buat tongsis sama kamera aja sih. Hehe)




Narsis Lagi
Citilink, “anak” perusahaan Garuda ini emang gak pernah dapet predikat buruk buat jam keberangkatan. Tiap naik citilink selalu ontime (bukan promo, Cuma testi pelanggan aja). Tapi ya namanya low cost flight, gak dapet makan diatas. Makanya paling ga sedia snack sama air mineral sendiri aja. Gak lupa deh, foto awan dan langit. Biar jadi anak masa kini, anak gaul. Hehe



Foto Awan. haha
Tiap perjalanan udara, selain garuda, gue kebanyakan tidur atau baca majalah maskapai. Tau aja kan kalau low cost gak ada hiburan TV atau music macem garuda. Tapi lumayan terhibur sama pramugari yang cantik, gaul, eksis abis. Jadi pemandangan menarik selama penerbangan. Hehe

Jam 11.00, pesawat akhirnya landing di bandara Juanda Surabaya. Landingnya di bandara terminal 1 yang masih tradisional banget. Soalnya buat garuda dan penerbangan internasional, ada di terminal 2 yang lebih jauh hampir 2 km dari bandara khusus domestik ini.  Dan terminal 1 ini lebih kecil, dan untungnya jadi lebih gampang narik bagasi.


Terminal Kedatangan Juanda


Keluar dari pintu keberangkatan, bakal ada banyak taksi bandara yang nyambut. Pilihan jatuh ke
KAHA Taxi. Karna itung-itung pergi dengan rombongan, mending ambil taksi yang nyediain mobil mini SUV (xenia, Avanza, dll), soalnya bisa muat barang dan orang lebih banyak, dan tempat menginap lebih jauh, jadi pakai taksi yang bayar per Zona.


Itung-itungannya gini, jarak dari bandara ke penginapan gue ± 15 km. Untuk argo, bayarannya kurang lebih Rp. 100.000, tapi Cuma bisa muat orang maksimal 3, karena sisa spacenya buat koper yang besarnya naudzubillah (koper temen-temen gue yang cewek). Sedangkan kalau taksi Zona, bayarnya Rp. 110.000. tapi dengan jumlah orang bisa sampai 6 dan bagasi belakang yang luas. Jadi, pilih antara Rp. 33.000/orang (Argo) atau Rp. 20.000/orang (zona), udah tau kan milih yang mana?

Waktu tempuh antara bandara dan penginapan yang gue itung 45 menit. Itu udah lewat tol surabaya dan muter daerah sidoarjo. Gue masih asing sama daerah selain Kota surabaya. Oh ya, bayar tolnya totalnya Rp. 11.500. jangan lupa siapin ya.

Depan GriyoNur

Sampai di penginapan. Kali ini gue menginap di GriyoNur Homestay, Jalan Dukuh Kupang XXX, Surabaya Timur. Gue ikut rombongan aja nginap disini. Alasannya, supaya deket tempat tes, di Universitas Wijaya Kesuma Surabaya (UWKS), tinggal jalan 500 meter/3 menit, udah nyampe UWKS. Tarif menginapnya lumayan, yang gue tempatin tipe Deluxe Rp. 275.000/ malam untuk 3 orang. Jadi Rp. 92.000/orang/hari. Fasilitasnya bed twin dan bed singel, bantal, guling, selimut, TV Siaran lokal, AC, kamar mandi dalam (air panas), dan sarapan pagi. So, buat backpacker, apalagi solo, Gue gak anjurin (mending ke Capsule Homestay). Bagus kalau rombongan.

Kamar Deluxe Griyo Nur
Jam 12 sampai jam 4 sore, gue manfaatin buat istirahat dulu. Perjalanan ini cukup melelahkan. Isi energi buat perjalanan malam minggu. Oh ya, untuk makan, ada resto murah didekat GriyoNur, namanya KoKen. Pilihan makanan seafoodnya murah dan banyak (dambaan Mahasiswa. Haha). Per porsi udang asam manis Cuma bayar Rp. 20.000 bisa untuk 2-3 orang loh.

Jam 4 sore, mulai itinerary singkat pertama. Tunjungan Plaza. Yaps, gue agak penasaran dengan mall yang merupakan terbesar di jawa timur ini. Lagian temen-temen yang lain juga minat untuk kesini. Pesan Taksi Silver Bird, review gue, drivernya juga rata-rata orang tua, diatas 40 tahun lah. Enak banget kalau mau tanya-tanya tentang surabaya, lebih pengalaman. Haha. Sama tanya-tanya tempat wisata sejarah dan belanja. Dan bawa kendaraannya juga lebih pelan. (Penting banget, biar selamat di jalan).

Koken :)

Setengah jam perjalanan (lagi mau malam mingguan, jalalan tumpah ruah), akhirnya kami sampai di TP. Yang pertama kali gue liat, ini mall emang megah banget. Ada 5 tingkat dan ada 4 bagian Plaza. Jadi, TP ini punya 5 bangunan yang bergabungan ke tengah, ke Plaza central, dengan dibagi 3 yang lain, ada Plaza timur, dan dua plaza barat. Dan ada satu bagian yang belum selesai. Jadi, siap-siap aja kaki gempor dan bisa tersesat kalau mau ngelilingin Plaza ini.





Dalem TP
Gue masuk dari plaza timur. dan akan jadi perjuangan berat berkeliling buat malam minggu ini. Mungkin harus ada peta tersendiri deh buat plaza ini. Soalnya luas banget. Haha.  Review aja, kebanyakan tenantnya disini branded. Jadi kalau mau belanja murah, disini bukan pilihan tepat. Tapi kalau buat hangout atau ngumpul-ngumpul, boleh kakak. Soalnya di lantai 5 banyak banget pilihan resto yang bisa bikin perut kenyang, dan kantong jebol. Haha

Cukup segitu review mall ini. Gue gak terlalu tertarik buat review mall. Gak ada tantangannya.
Jam 8, udah harus keluar dari TP karena salah satu anggota rombongan tumbang dan engsel lututnya copot. Hehe. Tapi gue sebagai pejalan kaki yang baik, masih belum puas. Akhirnya gue, Deyu, dan Ratna mutusin buat jalan-jalan lebih jauh lagi. Mau ke Tugu Pahlawan. Ckckc. Bener-bener anak Smart, pinter dan pandai ya. Malam-malam di tugu pahlawan buat apa. Lebih cocok buat uji nyali. Haha


Apapun asal ada monumen

Tanya-tanya sama satpam, jaraknya hampir 2 km, ya lumayan lah buat sehat. Akhirnya kami bertiga mulai melangkah bersama, bergandengan tangan, macam anak kampung ke kota mengitari malam di surabaya. Hehe. Dan seperti biasa, kami anak narsis foto-foto di tiap tempat ada tulisan monumen. (Kalau kuburan ada tulisan monumen, pasti minta foto juga). Hehe



Monumen Pers Surabaya


Belum lagi 1 km perjalanan, ketua rombongan, Azhadi, yang rempong udah nelpon-nelpon nanya posisi. “cepat pualng, Mati aku Hilang anak Orang”. Emang tadi janji mau pulang cepet, tapi ya, anak nakal. Haha. Daripada dia galau kehilangan 3 anggota yang manis dan imut ini, kami pun milih buat pulang.

Ok, cukup ya. Part 2 ada itinerary singkat buat city tour of Surabaya.

*sambil ngetik ini udah ngabisin 1 tube Counterpain. Pegel. hehe*


Backpacker To Makassar (Part 3)

Part Sebelumnya, klik disini ya ( --- PART 1  {part paling gak penting. haha} --- | --- PART 2 --- )
Dari semua part yang gue tulis, rangkuman biayanya gue jelasin disini.


Sabtu, 25 Mei 2013

Hoaammm... bela-belain bangun pagi demi terpenuhinya semua jadwal jalan gue. Hehe. Alasan lainnya sih gue mau liat-liat suasana pagi Makassar dari teras atas wisma Faris.

Pemandangan dari Lantai 3 Wisma Fariz

Pemandangan dari Lantai 3 Wisma Fariz

Udah puas bersantai sambil sarapan pagi, gue langsung siap-siap buat berangkat.

Itinerary yang udah gue susun :
07.00 – 07.30 : Sarapan Mie Titi (Rp. 15.000/porsi). Mie ini khas banget di Makassar. Kuahnya kental banget (kayanya sih campuran telur sama tepung maizena) dengan mienya yg digoreng, jadi kriyuk-kriyuk ditambah sama sawi rebus, daging ayam, dan udang. Enak banget lah pokoknya. Gak nyesel deh.

Mie Titi


08.00 – 09.00 : Benteng Fort Rotterdam (Masuk Gratis). Sejarahnya bisa kalian baca di wikipedia ya. Haha. Yang pasti kalau lagi musim kemarau, kesini pagi-pagi aja. Biar bisa eksplore semua sudutnya. Jangan lupa buat masuk ke lorong penjaranya. Pengalaman berbeda banget lah kalau spot disitu.
Fort Rotterdam


09.00 - 10.00 : Musium Lagaligo (Tiket Masuk Rp. 5.000). satu kompleks sama Fort Rotterdam. Iya, didalamnya. Jadi sekalian kalau mau liat budaya Makassar seperti apa. Mulai dari alat rumah tangga, baju adat, perlengkapan pernikahan bugis dipajang disini. Lumayan buat nambah ilmu dan bahan pertimbangan kamu kalau mau nikah sama orang bugis. haha

Musium Lagaligo
Perlengkapan Pernikahan Adat Bugis





































10.00 – 12.00 : Trans Mall Makassar (Parkir Rp. 3.000). ini mall gabung sekalian sama Trans Studio. Isinya sih kebanyakan tenant-tenant branded. Kalau buat jalan-jalan aja sih ya lumayan cuci mata lah. Tapi kalau budget standar, ya ga usah belanja disini deh. Haha. Arsitektur sama desain interiornya bagus. Tapi gue malas mau foto-foto. haha

Lobby Mall Trans Studio

12.00 – 16.00 : Trans Studio Makassar (Tiket Masuk Weekend Rp. 175.000 Sepuasnya permainan di dalamnya. Kalau hari biasa Rp. 150.000). nah, tujuan utamanya sih kesini. Ada kurang lebih 20 permainan yang bisa dimainin gratis, tanpa biaya tambahan lagi selain biaya masuk tadi, asal antri. Hehe. Yang paling menarik sih Rumah Hantu, mini roller coster, Anti-G (dari ketinggian 8 m diturunin mendadak), Jelajah (ini agak basah), studio 4D, bomcar, sama labirin cermin. Itu yang sempet gue cobain sampe 2 kali. Sisanya sih standar buat anak-anak. Haha. Oh iya, kalau mau sholat disini ada mushola deket sama bianglala. Terus kalau masuk, jangan lupa bawa minum ya. Soalnya harga didalam mahal banget. Kalau udah masuk, ga boleh keluar. Soalnya itungannya mesti bayar lagi. hehe

Tiket Perjalanan Gue Sehari ini
Harus Foto :)

16.30 – 17.30 : Pantai Akarena (Parkir Rp. 2.000). Cuma liat bentaran aja sih.ga sempat mau keliling. Udah keburu capek gara-gara Trans Studio. Hehe. Spot yang bagus liat sunset atau mau foto. Dengan blok tulisan akarena yang memanjang.

17.30 – 18.30 : Pantai Losari. Buat ngeliat sunset disini. Sayang banget pas gue dateng, cuaca mendung. Gak terlalu keliatan sunsetnya. Tapi lumayan buat nikmatin pisang eppe (Rp. 2.000/buah) dan minum capuccino (Rp.5.000/gelas).

Cukup lah buat jadi objek foto
18.30 – 20.00 : Jalan Somba Opu (belanja oleh – oleh. Dengan pesanan kalap teman-teman gue dan orang-orang rumah, gue habis duit Rp. 500.000. btw, gue juga dapat batik khas Toraja harganya Rp. 120.000. gue emang niat buat ngumpulin oleh-oleh batik dari tiap daerah yang gue datangin). Dijalan ini pusat oleh-oleh Makasaar dari baju sampai makanan. Yang terkenal sih kacang disko dan minyak tawonnya. Minyak Tawon ini salah satu obat gosok tradisional yang dipercaya buat mengatasi pegel, masuk angin, dan sakit kepala. harganya kalau gak salah sekitar 100 ribu per botol. Kalau mau belanja kaos dan daster juga murah. Kisaran 30-60 ribu. Atau songkok khas bugis, sekitar 50 ribu. Btw, cuaca lagi gak bagus. Ujan gerimis L.

20.00 – 21.30 : Mall Panakukkang (Parkir Rp. 3.000). mall terbesar di indonesia bagian timur. Kalau gak salah ada 7 lantai. Gue Cuma liat-liat aja. Soalnya gue bukan tipe travelista fashion yang mesti jalan-jalan di mall. Haha

21.30 – 22.30 : Makan Malam. Gue nyobain beberapa makanan khas Makassar, Sop Konro, Palubassa, dan es Palubutung. Semuanya gue bayar Rp. 75.000. yah, lumayan. Haha.

Sop Konro
Es Palubutung / Es Pisang Ijo


Palu Basah
22.30 : balik ke Penginapan. Udah terlalu lelah untuk hari ini. Haha



Minggu, 26 Mei 2013
Kali ini bangun lebih pagi lagi. Dari jam 04.30. haha. Mata masih sepet, badan masih pegel. Tapi niatin buat bisa sholat subuh di masjid Amirul Mukminin.

05.00 – 05.30 : Sholat Subuh di Masjid Amirul Mukminin. Masuk gratis. Masjid ini katanya baru diresmikan tahun 2012. Salah satu masjid terapung di Indonesia selain masjid di Palu. Dibilang terapung kalau pas lagi air pasang, bakal keliatan kaya ngambang di atas air. Interiornya bagus, sayang gue gak sempat foto-foto gegara baterai habis. Kalau mau liat sunset pas banget nih sambil nunggu magrib. Tapi kalau sunrise, gak boleh masuk. Abis subuh langsung dikunci nih areal masjidnya.

Masjid Amirul Mukminin

05.30 – 08.00 : Pantai Losari (Parkir Rp. 2.000). Kalau hari minggu jadwalnya Car Free Day, jadi segala macam pedagang tumpah ruah disini. Masyarakatnya juga ada acara senam pagi dan jalan santai. Gue sempatin buat foto-foto. Kemarin kehalang ujan. Haha. Btw, gue ga sempat buat foto ikon tulisan pantai losari dari depan. Soalnya ada stage kampanye walikota Makassar sih. L

Sultan Hasanuddin
Gak Bisa Foto Full :(





















08.30 –  09.00 : balik ke wisma. Mandi dan nungguin jemputan taksi Bosowa lagi. Taksinya on-time sesuai jam yang gue minta. Langsung capcus bandara sultan Hasanuddin. Soalnya penerbangan gue, Lion AIR jam 10.30 (dapet tiket mepet harganya 350ribu). gak sempet juga buat foto di patung sultan hasanuddin sebelum masuk bandara L.

Harus Foto Juga :)
09.30 : sampai di bandara, check in dan foto-foto di bandara. Haha. Gue sempat kenalan sama mas Heri dari Surabaya yang lagi mau backpackeran ke Makassar. Yah saling gantian buat foto deh. Haha. Sambil nunggu, gak lupa foto-foto ruang tunggu yang megah banget.

Ruang Tunggu Penumpang. waaahhhhhh

Ruang Check In



10.30 – 11.30 : Penerbangan yang alhamdulillah On Time. Dan sampai di balikpapan. Selanjutnya pake travel prima ke samarinda.

Makassar dari Udara


Dari semua perjalanan gue itu, Jadi pengeluaran gue sekitar :

-          Pesawat  Lion Air PP : 300 + 350 = Rp. 650.000
-          Wisma Faris : 2 malam x 125 = Rp. 250.000
-          Taksi Bandara – Wisma (Taksi Bosowa Argo) : 2 x 65 = Rp. 130.000
-          Travel BPN – SMD (Travel Prima) : Rp. 100.000
-          Airport Tax : 40 + 40 = Rp. 80.000
-          Tiket Masuk : Rp. 190.000
-          Oleh – Oleh : Rp. 500.000
-          Makan : 15 + 20 + 75 = Rp. 110.000
-          Transportasi : Motor + Bensin = Rp. 150.000 (bisa sewa motor sama pemilik wisma)

Total keseluruhannya jadi Rp. 2.160.000. yesssss, sesuai target budget gue. (walaupun kalau gak pake oleh-oleh bisa lebih murah lagi). Haha. Lumayan banget nih buat explore city aja dengan liburan sesingkat ini. Dan pengalaman pertama gue buat lanjut ke traveling gue selanjutnya.


Jangan lupa lagi buat baca semua pengalaman gue + itinerary gue di Pulau Jawa ya !!!!!