Dia-kah Kamu ?


“Aku dan dia akan bahagia selamanya?”pertanyaan seperti ini biasanya muncul dalam hati, ketika kamu akan serius dalam menjalin hubungan, katakanlah ketika akan menikah.Pertanyaan ini selalu mncul dan menggelayut dalam hati masing-masing diri. menjadi kebimbangan apakah dia memang sebenar-benarnya jodoh yang diberikan Tuhan kepadmu
“Apakah dia terbaik untukku ?” atau “apakah dia yang paling tepat untukku?”

Dia yang baik akan membuatmu senang, namun dia yang tepat akan membuatmu nyaman saat bersama.
Kamu tengah menjalani hubungan dengan sosok yang mampu membuatmu bahagia. Ia tak ragu untuk mengorbankan banyak hal demi membahagiakanmu, sosok yang ia cinta. Tentu kamu bersyukur sudah mendapat sosok yang mencinta dan menyayangimu seperti ini. Namun tetap ada beda antara dia yang bisa membuatmu bahagia dan dia yang mampu membuatmu merasakan kenyamanan. Mungkin dia yang bisa membuatmu bahagia adalah sosok yang baik bagimu, tapi dia yang mampu memberikan kenyamanan saat kalian bersama sejatinya lebih layak kamu pertahankan.

Dia yang baik akan membagi kisah bersamamu. Dia yag tepat akan belajar bersamamu untuk memaknai hidup
Mungkin kamu merasa hatimu berbunga-bunga ketika mendengar dia bercerita tentang kisah-kisahnya. Seakan kamu menjadi sosok orang yang paling dia percaya. Siapa sih yang tak bangga jika dipercaya oleh pasangannya? Namun lebih dari itu, dia yang tepat menjadi pendampingmu tak cuma membagi kisahnya saja. Dia akan bersamamu belajar memahami apa makna hidup dalam kisah hidup yang kamu lalui.. Dari situ, hidupmu tak pernah lagi membosankan saat kalian tengah berdua.

Sosok yang baik akan mengubah apa kelakuan burukmu. Sosok yang tepat akan menyadarkanmu untuk berubah demi kebaikanmu.
Jelas ada beda antara dia yang mengubah kebiasaan burukmu dan dia yang bisa membuatmu sadar bahwa kebiasaanmu harus diubah demi kebaikanmu. Dia yang baik adalah dia yang selalu mengingatkanmu untuk berubah dan memperbaiki diri. Namun dia yang tepat untukmu tak perlu kata untuk membuatmu memperbaiki diri. Saat kamu bersamanya, ada niatan yang muncul dari dalam dirimu sendiri untuk berubah jadi lebih baik. Tanpa perlu mengingatkan, ia bisa membuatmu memperbaiki diri dengan sendirinya.

Yang baik akan selalu memenuhi segala keinginanmu. Yang tepat untukmu akan tahu yang mana keinginanmu dan kebutuhanmu.
Kamu selalu jadi yang nomor satu dalam hidupnya. Segala yang kamu minta pasti dia usahakan untukmu seorang. Kamu pun merasa jadi sosok paling bahagia di dunia. Mungkin memang dia adalah sosok yang baik untukmu. Memenuhi segala pintamu dan selalu menempatkanmu sebagai prioritas nomor satu. Namun dia yang tepat untukmu sejatinya tak perlu memenuhi segala inginmu. Dia yang tahu beda mana yang kamu ingin dan kamu butuh adalah sosok yang lebih tepat untukmu. Bersama dengan sosok seperti ini akan membuatmu belajar banyak soal prioritas.

Dia yang baik akan terasa bahagia jika kalian bersama. Yang tepat akan tetap merasa dekat dan percaya meskipun jauh di sana.
Perasaan senang pasti kamu rasakan kala kamu bisa kencan berdua bersama pasanganmu. Perlakuannya yang memanjakanmu dan wujud cintanya yang nyata pasti membuatmu merasa bahagia bersamanya. Wajar sih, sosok baik seperti ini sudah jarang bisa ditemui. Namun kamu yang jarang berjumpa namun tetap bahagia dengan hubunganmu pasti telah menemukan sosok yang tepat sebagai pendamping hidup. Meski kalian jarang bertemu, namun ada rasa bahagia mengetahui dia di sana tengah berjuang demi masa depan kalian.

Ketika yang baik bisa saja hanya sementara bersamamu, namun yang tepat akan bersamamu selamanya.
Sosok yang baik untukmu memang bisa membuatmu bahagia. Memberimu tawa saat kamu tengah terluka. Namun hadirnya dalam hidupmu tak akan pernah bisa menjadi pelengkap harimu. Meski dia mampu membuatmu tersenyum, sosoknya hanya sementara mengisi ruang hatimu. Berbeda dengan saat kamu menemukan sosok yang tepat. Dia akan menjadi sosok yang mampu mengisi harimu. Menjadi sosok yang selalu bisa menemanimu dan meyakinkanmu bahwa dia lah yang akan bertahan hingga kakek-nenek nanti. Saat kamu bertemu dengannya, tak cuma sekadar bahagia namun kamu juga pasti merasa hidupmu lengkap bersamanya.

Meski serupa, tapi baik saja belum tentu menjadi orang yang tepat untukmu. Menemukan dia yang tepat, cuma hati yang bisa menjawab
Memilih Dia
Tak Perlu Rupa yang Indah di MataBukan Hanya Raga yang jadi Utama
Pilihlah Jiwa Yang Penuh MengasihiPilihlah Agama Yang Menjadi Jati Diri 
Di kehidupaan Saat IniHingga di kehidupanyang kekal abadiDalam Cinta yang Sejati

Tiada Yang Salah


Dikisahkan, ada seorang perempuan dan seorang laki-laki. Keduanya dekat dan telah mengenal satu sama lain dengan baik. Semua orang tau, mereka berdua saling menyukai. Namun, tidak ada pengakuan dan ikatan apapun antara mereka. Mereka tetap berteman dengan rasa sayang yang tidak diungkapkan. Dari dalam hati mereka, si perempuan tentu saja mencintai laki-laki itu, begitu juga sang laki-laki kepada perempuan.

Lantas, datang laki-laki lain. Sang laki-laki ini juga mencintai si perempuan. Bedanya, laki-laki ini mengungkapkan rasa sayangnya pada si perempuan. Lama kelamaan, si perempuan luluh dan menerima cinta sang laki-laki ini. Si perempuan akhirnya memilih laki-laki ini dan meninggalkan laki-laki pertama itu. Alasannya sederhanakarena laki-laki ini memperjuangkannya dan menunjukkan bahwa dia mencintai si perempuan.

Cerita di atas terdengar familiar, bukan? Apa pendapat kalian setelah membaca cerita tersebut? Mungkin ada yang berpikir bahwa laki-laki pertama tersebut bodoh. Mungkin juga, ada yang mengumpat si perempuan karena tidak setia. Atau opini lain mengenai tiga orang tersebut.

Sebagai perempuan, siapa yang akan kamu pilih jika kamu dihadapkan dengan dua laki-laki itu? Laki-laki yang kamu cintai namun tidak ada kepastian ataukah laki-laki lain yang menawarkanmu cinta dan dia benar-benar menunjukkannya? Sebagai laki-laki, apa yang akan kamu lakukan bila perempuan yang kamu cintai memilih laki-laki lain yang jelas-jelas menunjukkan cinta padanya. Hal yang belum bisa kamu tunjukkan pada perempuan itu.
Mari kita renungkan baik-baik.

Perempuan, pada dasarnya ingin diperjuangkan. Dia haus akan pengungkapan bukti bahwa dia disayangi, dicintai, dan dirindukan. Dia butuh diyakinkan bahwa ada cinta yang baik hanya untuknya dan tidak dibagi dengan perempuan lain. Perempuan lebih senang memendam rindu. Hatinya akan sakit, apabila laki-laki itu tidak merasakan hal yang sama. Itu akan membuatnya terlihat konyol dan mengutuk dirinya sendiri. Diam lebih baik baginya, karena dia tau dia tidak akan kuat jika perasaannya ditolak. Sebab dia adalah perempuan, dia hanya perlu sebuah kepastian.

Laki-laki, pada dasarnya ingin dipahami. Laki-laki yang baik tidak akan dengan mudahnya menebar pesona pada perempuan. Dia tidak akan merayumu dengan kata-kata yang hanya manis didengar. Apalagi mengumbar rasa sayang yang berbuah harapan. Dia tidak akan membuatmu kecewa karena janji yang tak sanggup ia penuhi. Mengertilah bahwa setiap laki-laki punya caranya masing-masing untuk menunjukkan cintanya dan dia tidak senang jika dibanding-bandingkan dengan laki-laki lain. Sebab dia adalah laki-laki, dia hanya perlu sebuah dukungan.

Menunggu, terkadang membiarkan waktu untuk berlalu,
Tanpa Tahu, Dalam sunyi bisu
 
Tanpa memberi kesempatan
Membiarkan semua berlalu dalam ketidakpastian.
Saling berharap, saling menatap, tanpa berani mengungkap.
 
Hanya asa di dalam dada
Untuk bisa bersama selamanya

Singkat cerita, ini bukan kesalahan laki-laki pertama. Laki-laki itu hanya percaya bahwa dia tidak perlu terburu-buru untuk mengikrarkan cinta. Perlu banyak waktu untuk memikirkan sebuah hubungan secara matang. Pilihan terbaik dan tepat adalah pilihan yang diinginkn untuk menghabiskan sisa waktu bersama seseorang yang akan jadi pendamping hidup. dia tidak butuh perempuan yang tidak sabar dengan semua keputusannya. Sama halnya dengan si perempuan, bukan pula kesalahannya. Sejatinya, perempuan adalah makhluk pasif. Dia butuh diyakinkan dengan cinta yang utuh. Dia juga ingin merasakan hal yang dirasakan oleh perempuan lainnya. Karena mengetahui bahwa dia dicintai, itu membuatnya sangat bahagia.

Baik perempuan maupun laki-laki memang rumit untuk dimengerti. Tapi mereka sama-sama manusia, yang ketika jatuh cinta, mereka bisa saja mencintai orang itu melebihi dirinya sendiri. Maka cintailah siapapun dengan sungguh-sungguh. Karena terkadang, kita hanya punya satu kali kesempatan untuk bersama dia.

Jika cintamu tidak berhasil, sudahlah, lepaskanlah, jatuh cintalah lagi.
Ikhlaslah, sekecewa apapun kamu, sesakit apapun kamu.Terimalah, semua orang datang dan pergi.Percayalah, ketika rencanamu yang indah gagal berarti rencana Tuhan akan segera dimulai. 
Tuhan tahu yang terbaik untukmu.

Bukan


Bukan, bukankah sudah saatnya untuk merubah status? Memang umur 20an keatas sudah jadi waktu-waktu yang rawan bagiku untuk menghadapi pertanyaan “kapan nikah?”,”mana pacarnya?”, atau pertanyaan-pertanyaan lain yang sejujurnya lebih mengarah ke-kepo-an. Entah karena ingin tahu orientasi seksual seseorang ataupun ingin memperlihatkan eksistensi mereka dalam urusan cinta asmara dan menempatkan seseorang yang masih-sedang-akan dengan status sendiri sebagai kasta yang paling hina dan tak berdaya.

Bukan, Bukan, menikah atau pacaran bukan hal yang segampang itu.

Bukan, bukan karena tidak mau menikah ataupun mau punya pacar. aku harus membuktikan kepada diri sendiri dulu. kalau aku siap jiwa raga menjadi seorang suami, seorang imam untuk dunia hingga akhirat. bekerja dengan baik, memahami agama lebih dalam, mempersiapkan masa depan, dan memantapkan finansial. kalau aku sudah mantap, aku akan Percaya diri dengan wanita. karena, suami yang terbaik tidak akan rela untuk membawa pasangan hidup serta anaknya dalam kesulitan hidup.

Bukan, bukan hanya mengandalkan janji manis, bukan permainan kata, bukan kepastian yang terlampau lama, bukan harapan imitasi. aku hanya ingin memberikan kepastian yang sebenarnya.menjamin tugasku sebagai suami yang sebenarnya, untuk kini dan masa depan nanti.

Bukan, bukan, menikah bukan sebagai  pilihan untuk saling mengisi, saling melengkapi. Semuanya akan tetap habis. Seperti matematika, jika kelebihan = 1, dan kekurangan = -1, jika dipadukan akan tetap 0. Kecuali dengan keadaan yang sama-sama kuat untuk membina hubungan. 1+1 = 2.

Bukan, menikah pun bukan sebatas menjalin hubungan cinta dan kasih sayang, tapi lebih, untuk saling percaya, bertanggung jawab dari dunia hingha akhirat. memindahkan cinta dan patuh seorang wanita dari kedua orang tuanya, kepada diriku.

Bukankah aku lelaki? dan lelaki akan diminta pertanggung jawaban dunia dan akhirat?  tentu, apa yang sudah dilakukan orang tuanya selama ini, merawatnya dengan baik dan berusaha dan bekerja keras agar anaknya tidak berkutat dengan kesusahan, haruslah menjadi kewajibanku sekarang, sebagai pengganti cinta baktinya.dan sebagai bukti dari kewajiban sebagai seorang suami.

Bukankah aku menjadi orang yang kejam dan egois, jika aku tidak memberikan apa yang orang tuanya sudah berikan dengan susah payah, lalu kemudian hanya meminta dia untuk menurut dengan kemauanku?

Bukan menjadi money oriented, bukan juga harus menjadi miliarder jika ingin menikah. tapi harus punya bekal, punya langkah kedepan, punya perencanaan.
Rencana untukku, rencana untuk keluarga, dan rencana untuk anak-anak.

Bukan mendahului, walaupun memang rencana manusia tidak akan selalu sama dengan rencana Tuhan, tentu Tuhan juga akan mengaminkan keinginan manusia yang terbaik, tentu dengan jalan terbaik yang diberikan oleh-Nya. Dan tidak menjadi sebuah kesalahaan atau celaan jika kata siap sudah menjadi suatu tujuan? Akan lebih baik jika berlayar mengarungi lautan dengan kapal yang kuat dan perbekalan yang cukup, dibandingkan dengan rakit yang lemah dan tanpa persiapan bertahan hidup?

APA HARUS CPNS ?


CPNS, akupun baru dekat dengan kata-kata itu sejak booming penerimaan CPNS di tahun 2017 yang sepertinya menjadi sebuah trending topic di antara kawula muda usia produktif di masa-masa semangatnya untu bekerja sesudah lulus ari pendidikan perguruan tinggi. Dengan ekspektasi bahwa menjadi seorang PNS  adalah pekerjaan yang sangat baik untuk masa depan, yang terjamin kesejahteraannya hingga hari tua.

Abdi Negara, Persepsiku sendiri, sudah menjadi streotipe dari profesiku sebagai dokter. Tidak perlu untuk menjadi seorang PNS, sehari-haripun waktu dan kehidupan saya sudah sangat lekat dengan pengabdian untuk menjadi seorang penolong dan pembangun kesejahteraan masyarakat. Apalagi  dengan citra PNS sekarang yang penuh dengan cap negatif.

Memang awalnya niatanku mengikuti tes CPNS  ini karena ada rasa penasaran di dalam hati, seperti apa sih soal tes CPNS yang katanya rumit, serta langkah perjalanan dalam pendaftarannya yang dalam selentingan isu harus membayar dan mempunyai hubungan khusus dengan petinggi-petinggi suatu daerah. Tentunya sebagai seseorang yang sangat menyukai tantangan dan penuh dengan rasa ingin tahu yang tinggi, aku pun mulai mengikuti pendaftaran CPNS.

Ibuku sempat menasehatiku agar tidak ikut tes karena beliau ingin aku tetap di rumah dan dekat orang tua, karena beliau sangat yakin dengan kemampuanku dan mengatakan bahwa aku pasti lulus dalam tes tersebut. Beliau tidak ingin harus tinggal berjauhan. Namun karena ayahku mengatakan kepada ibu bahwa kemungkinan untuk kemajuan karirku lebih besar, ibu pun akhirnya mengizinkan aku untuk ikut tes CPNS

Oh iya, sebelum mendaftar sebagai CPNS ini, aku sebelumnya sudah bekerja sebagai PTT di puskesmas gunung tabor, kabupaten berau. Yupz, puskesmas yang bahkan lima langkah pun sudah bisa saya datangi. Puskesmas di kampung kelahiran saya sendiri. Selain bekerja di puskesmas, saya pun memiliki praktek pribadi yang ramai dan juga memiliki sambilan  sebagai dokter perusahaan di salah satu kontraktor batubara di kabupaten berau. Bias dikatakan kehidupan saya sudah mapan dan memiliki rutinitas yang tidak terlalu menguras pikiran. Selain diimbangi dengan penghasilan yang sangat Alhamdulillah sekali, yang tentunya bagi sebagian  orang akan sangat saying sekali jika ditinggalkan dengan usaha yang aku rintis dari awal.

Namun, rasa penasaranku yang sangat menggebu-gebu disertai dengan tantangan yang dikatakan orang kalau menjadi PNS adalah hal yang sulit jika tidak ada bantuan “orang dalam”, membuatku memutuskan untuk mengikuti es CPNS ini. Selain karena melihat formasi yang ditawarkan, di RSUD Provinsi, yang menurutku memiliki prestise lebih.

Akhirnya di bulan September 2017, aku pun mencoba untuk menjawab tantangan itu. Dengan pengalaman yang baru pertama kali dan tidak pernah ikut tes serupa sebelumnya, aku pun maju dengan target nothing to lose, karena memang tidak ada hal yang lain yang saya pertaruhkan dalam percobaan ini. Lulus, Alhamdulillah. Tidak lulus puntidak masalah, karena kembali ke niatan awalku, karena aku sangat penasaran sekali. Kalau tidak mencoba, tentunya kita tak akan pernah tahu bagaimana proses dan hasilnya.

Masuk di proses penyerahan berkas pun, awalnya aku melihat di media social bagaimana antrian pendfatar yang sangat banyak sekali, bahkan harus antri dari jam 2 dini hari serta penyerahan berkas yang belum tertata dengan baik, sempat membuatku tidak ingin ikut mendaftar. Tapi pada saat bersamaan, bapak memintaku untuk menemani beliau ke Bulungan bersamaan, karena beliau ingin memeriksakan diri ke Dokter Spesialis Jantung, membuatku bergerak untuk sekaligus pergi untuk mendaftar.
Alhamdulillah, ternyata saat aku mendaftar, sangat dimudahkan sekali. Saat pagi mendaftar, aku bertemu dengan teman SMAku yang ternyata ikut mendaftar. Dia memberikan nomer antrian yang tidakterpakai karena dia mengambil 3 nomer sekaligus  saat panitia pendaftaran membagi nomor antrian. dan nomor antrian tersebut hanya perlu menunggu 15 menit dari saat saya datang.

Kemudian saat tes SKD dan SKB pun aku tak menemukan halangan berarti. Aku memang datang dengan prinsip awal yang ingin mencoba tantangan, tanpa ada persiapan untuk belajar banyak dan mencoba untuk mengandalkan pengetahuan umum yang aku dapatkan saat SD dan SMP. Karena saat mencoba simulasi tes yang disediakan oleh BKN, tipe soal yang saya lihat pun  kurang lebih soal pengetahuan kenegaraan dan logika piker.

Saat Tes SKD, aku mendapatkan poin yang lumayan tinggi, yakni 390. Harapan lulus yang tinggi jika melihat dari rekapan nilai SKD dengan peserta yang lain. Saat tes SKB pun, pertanyaan yang diajukan adalah semua pengalaman yang aku dapatkan saat bekerja di keseharian. Tidak ada kesulitan sama sekali bagi saya dalam menjawab soal-soal tersebut.

Setelah pengumuman hasil kelulusan, akupun masih bimbang untuk memutuskan ikut menyerahkan berkas atau tidak. Dalam waktu 1 bulan itu, pikiranku sangat terkacaukan dengan segala macam pertimbangan yang aku pikirkan untuk menilai apa saja kelebihan dan kekurangan yang akan aku alami nantinya saat mengambil keputusan untuk menjadi seorang CPNS atau tidak. Terlebih jika melihat pekerjaanku yang saat itu sudah terbilang mapan.akupun berdoa terus menerus dan sholat istikharah agar dberikan petunjuk yang terbaik untuk kupilih.  Selain itu Pertimbangan dari bapak kalau setidaknya dengan CPNS ini bisa menjadi jalanku untuk memraih cita-citaku menjadi seorang dokter spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitatif,akhirnya aku pun memantapkan diri untuk mengambil kesempatan yang sedang terbuka lebar di depan mata ini, walaupun mengorbakan beberapa hal yang lainnya.

Takdir, memang sudah menjadi jalan yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wataa’la, karna aku sendiri merasa perjalananku menuju PNS ini sendiri, sangat dimudahkan dan dilancarkan.  Menurutku, dari awal pendaftaran, hingga saya masuk kerja, tidak ada aral rintangan yang menghadang yang sekiranya membuatku merasa kesulitan dalam menjalani fase menjadi CPNS seperti sekarang ini. Semuanya mulus dan lancer. Dan bisikan-bisikan miring mengenai pendaftaran CPNS yang harus membayar sekian-sekian rupiah pun tidak pernah aku temukan. Setidaknya dengan dasar ini, aku bisa berusaha untukmenjadi seorang abdi Negara yang bermanfaat bagi masyarakat dan sebagai agen perubahan bagi Indonesia yang lebih baik.